Informasi Seputar Geografi Unnes

[UNNES], [Semarang] - Pendidikan dapat dimanfaatkan untuk melakukan mendorong individu dalam menanamkan nilai-nilai kemandirian. Salah satu bentuk nilai kemandirian yaitu kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan salah satu jalan untuk mengatasi masalah keterbatasan lapangan kerja dan bentuk kesiapan individu dalam menghadapi tantangan di tengah masyarakat dalam proses pembangunan. Dengan adanya kewirausahaan di dalam perkuliahan ini diharapkan dapat menciptakan gebrakan dan inovasi pada lingkungan kampus.
Fakultas Ilmu Sosial telah menyelenggarakan expo kewirausahaan untuk mahasiswa selama 3 hari, yang dimulai Jumat (17/11) hingga Minggu (19/11). Seluruh mahasiswa semester 3 berbagai jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial turun langsung untuk menyalurkan ide-ide bisnis. Dimana bisnis yang mereka tawarkan beragam, mulai dari bisnis jasa, makanan, dan barang. Kegiatan kewirausahaan ini dilangsungkan untuk mewadahi dan merealisasikan ide-ide mahasiswa FIS dalam melakukan kegiatan kewirausahaan. Tidak hanya adanya bazar dari mahasiswa FIS, namun juga dihibur dengan adanya penampilan dari KISS FIS dan penampilan lainnya.
Salah satu mahasiswa geografi semester 3 dari jurusan geografi yang mengikuti kegiatan expo ini adalah Jacinda. Jacinda dan kelompoknya membuat ide usaha makanan bernama PANSOS atau pangsit sosis maknyoos. Ide membuat makanan ini, diawali dari kelompoknya yang semula akan membuat samyang roll namun setelah mempertimbangkan banyaknya modal yang akan dikeluarkan, ia dan kelompoknya memutar otak untuk membuat pangsit sosis yang mana makanan ini sama-sama berbentuk roll namun dengan modal yang terjangkau. Hal ini, sebetulnya menjadi awal dari tantangan pada Jacinda dan kelompoknya. Meskipun begitu, Jacinda dan kelompoknya mengaku senang dengan kegiatan ini, “Kami cukup lelah namun semua terbayarkan dengan hasil yang didapat dari berjualan di expo. Harapannya, kami bisa berinovasi lagi lebih baik untuk usaha kami jika ada kesempatan di lain waktu.”
Berbeda dengan kelompok Jacinda yang memiliki tantangan dalam modal, kelompok Putri mengalami kendala dalam proses pembuatan makanan yang mereka jual. Pepes Bandeng, jadi ide usaha dari kelompok Putri yang mana ide ini didasarkan pada pelestarian pada makanan khas daerah yang mana seiring perkembangan jaman, pepes jarang diminati oleh masyarakat. “Dalam pembuatan pepes, tantangan terberat kami adalah mencari bahan bakunya, ikan bandeng. Kami mencari ikan bandeng yang benar-benar fresh agar makanan yang dihasilkan menciptakan rasa enak. Selain bahan baku, kami juga perlu memikirkan bumbu-bumbu yang digunakan. Kami harus menyeimbangkan bumbu dan ikan agar rasanya nikmat dan pelanggan puas dengan pepes bandeng kami.” meskipun begitu, Putri mengaku merasa expo ini cukup seru.


Acara expo ini tidak luput dengan beberapa keluhan dari mahasiswa, yang mengaku persiapan expo ini belum cukup matang dikarenakan dengan ukuran stand yang kecil dan stand yang cukup berhimpitan dengan stand lainnya. Selain itu, nomor-nomor stand yang terlompat dan tidak urut, sehingga mahasiswa cukup kewalahan mencari stand mereka. Musim hujan yang tidak terhindarkan, menjadi masalah bagi mahasiswa yang cukup kewalahan karena hujan yang turun dan membuat tanah lapangan pada stand menjadi banjir. Namun, expo ini sukses menarik perhatian tidak hanya dari para mahasiswa FIS namun mahasiswa dari luar fakultas lainnya. Lewat expo ini, banyak mahasiswa yang berharap mereka dapat mulai berani dalam memulai sebuah usaha.
Penulis: Ervina Hunanza
Editor: Gilang Sadewa Mahardika Putra, Muhammad Rizki Ubaidillah Saputra
Comments